Glitter Text Maker

Sabtu, 02 Juni 2012

TEKNIK-TEKNIK UNTUK MENGATASI NYERI PERSALINAN


TEKNIK-TEKNIK UNTUK MENGATASI NYERI PERSALINAN

1. EFFLEURAGE
a. Definisi Effleurage
Effleurage berasal dari bahasa perancis yang berarti “Skimming the Surface” makna menurut bahasa Indonesia artinya “Mengambil buih dipermukaan” (Kennet,1994).

Effleurage merupakan teknik pijatan dengan menggunakan telapak jari tangan dengan pola gerakan melingkar dibeberapa bagian tubuh atau usapan sepanjang punggung dan ekstremitas. Effleurage pada abdomen biasanya digunakan dalam metode Lamaze untuk mengurangi nyeri pada persalinan normal (Kennet, 1994). Effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis untuk mengurangi nyeri selama persalinan yang terdaftar dalam Summary of Pain Relief Measures During Labor, dimana pada kala I fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang bias dilakukan oleh pasien persalinan adalah Effleurage (Reeder, 1992).

Menurut Frainere (1999) Effleurage merupakan aplikasi dari Gate Control Theory. Teknik-teknik yang dapat membantu mekanisme gerbang adalah stimulasi kulit, distraksi dan mengurangi kecemasan (Pilliteri, 1993). Peranan Effleurage digunakan untuk membantu ibu distraksi dan mengurangi nyeri (Cohen,1991).

Beberapa pola teknik Effleurage tersedia pemilihan pola pemijatan tergantung pada keinginan masing-masing pemakai dan manfaatnya dalam memberikan kenyamanan (Cohen, 1991). Pola teknik Effleurage yang bias dilakukan mengurangi nyeri persalinan akibat kontraksi uterus adalah:

1) Menggunakan dua tangan
Dengan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan pola gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis, arahkan kesamping perut, terus ke fundus uteri kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah diatas simphisis pubis (Pilliteri,1993), bentuk pola gerakannya seperti “Kupu-kupu”.

Gambar

2) Menggunakan Dua Tangan
Dengan menggunakan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola “dua buah lingkaran kecil” yang sejajar oleh masing-masing tangan diatas perut bagian bawah. Usapan tegas dan konstan dengan stimulasi berkekuatan ringan sampai moderat (Cohen,1991).

Gambar

3) Menggunakan satu tangan
Dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan lakukan usapan ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola gerakan seperti angka “8 telentang” diatas perut bagian bawah (Cohen, 1991).

Gambar

4) Teknik yang bisa dilakukan keluarga dan petugas
1. Melakukan usapan dengan menggunakan seluruh telapak tangan pada lengan atau kaki dengan lembut.
2. Melakukan massage pada wajah dan dagu dengan lambat.
3. Selama kontraksi berlangsung,lakukan usapan ringan pada bahu dan punggung.
4. Melakukan gerakan membentuk pola 2 lingkaran dip aha ibu bila tidak dapat dilakukan di abdomen.

b. Peranan Teknik Effleurage
Mekanisme penghambatan nyeri persalinan dengan teknik Effleurage berdasarkan pada konsep Gate Control Theory. Berdasarkan teori tersebut stimulasi serabut taktil kulit dapat menghambat sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau area lainnya. Stimulasi serabut taktil kulit dapat dilakukan dengan beberapa teknik massage, rubbing,usapan, fibrasi dan obat olesan analgesic (Kozier,1993).

Selama kontraksi, impuls nyeri berjalan terus dari uterus sepanjang serabut saraf C untuk ditransmisikan ke Substansia Gelatinosa di Spinal Cord untuk selanjutnya akan disampaikan ke Cortex Cerebri untuk diterjemahkan sebagai nyeri. Stimulasi taktil dengan teknik Effleurage menghasilkan pesan yang sebaliknya dikirim lewat serabut saraf yang lebih besar (Serabut A Delta). Serabut A Delta akan menutup gerbang sehingga Cortex Cerebri tidak menerima pesan nyeri karena sudah diblokir oleh Counter stimulasi dengan teknik Effleurage sehingga persepsi nyeri berubah, karena serabut dipermukaan kulit (Cutaneus) sebagian besar adalah serabut saraf yang berdiameter luas.

Teknik ini juga memfasilitasi distraksi dan menurunkan transmisi sensorik stimulasi dari dinding abdomen sehingga mengurangi ketidaknyamanan pada area yang sakit. Sebagai teknik relaksasi Effleurage mengurangi ketegangan otot (Cohen, 1991). Meningkatkan sirkulasi area yang sakit dan mencegah terjadina hipokisa (Hellen Varne, 1986).

PROSEDUR TINDAKAN STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE
1) Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentang rileks dengan menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut fleksi dengan membentuk sudut 45 derajat.
2) Pada waktu timbulnya kontraksi:
- Kaji respon fisiologis dan respon psikososial
- Kaji dan tanakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.
3) Pada waktu timbul kontraksi berikutnya:
- Letakkan kedua telapak ujung-ujung jari tangan diatas simphisis pubis
- Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke samping abdomen, mengelilingi samping abdomen menuju kea rah fundus uteri.
- Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut bagian bawah diatas simphisis pubis melalui umbilicus.
- Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama ada kontraksi.
4) Sesudah dilakukan perlakuan
- Kaji respon fisiologis dan psikologis ibu
- Tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.

2. KOMPRES MENGGUNAKAN ES
1. Pengertian Kompres Menggunakan Es
Pengertian kompres menggunakan es menurut Bouwhuizen (1996) adalah suatu metode dalam penggunaan suhu rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis. Kompres menggunakan es dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan bengkak yang local, serta dapat memberikan efek anestesi, dimana hilangnya sensasi termasuk sakit, sentuhan dan persepsi temperature (Gabriel, F.J, 1998).

2. Pengaruh Kompres Menggunakan Es
Menurut Carpenito (1995) efek terapiutik dari kompres menggunakan es meliputi:
a. Menurunkan diameter konduksi saraf sehingga menurunkan persepsi nyeri
b. Mengurangi respon peradangan pada jaringan
c. Mengurangi aliran darah
d. Mengurangi odem
e. Efek lain dari kompres menggunakan es adalah memberikan perasaan nyaman sementara terhadap nyeri (Kozier,dkk,1995).
f. Pengaruh es dipercaya dapat menyebabkan anestesi local dengan mengurangi atau menurunkan kecepatan hantaran dari reseptor nyeri yang memberi perasaan nyaman terhadap nyeri (Black, M.J, 1997).

3. Tujuan Kompres Menggunakan Es
a. Menurunkan suhu
b. Mencegah perluasan infeksi
c. Mengurangi perasaan yang dalam dan memberikan rasa nyaman
d. Menghentikan perdarahan.

4. Metode Kompres Menggunakan Es
a. Ke dalam sebuah kantung es kita masukkkan sebuah bongkahan es yang berukuran kecil-kecil.
b. Kompres menggunakan es dilakukan didekat lokasi nyeri, disisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri, atau dilokasi yang terletak antara otak dan lokasi nyeri.
c. Pemberian kompres menggunakan es dapat dilakukan dalam waktu < 5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit (Potter & Perry, 2005).

5. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam memberikan kompres menggunakan es
a. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu masih bias dilakukan pengompresan, tetapi kalau kulit pasien berwarna merah gelap metode ini tidak dapat dilakukan (Bouwheizen, 1996).
b. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien nyeri yang mempunyai alergi dingin (Leo, M.J. 1990).

6. Pengaruh Kompres menggunakan es terhadap nyeri
Secara fisiologis pada dasarnya teori “ Gate Control” oleh Melzack dan Wall (1965) menjelaskan bagaimana impuls rasa sakit/ nyeri termodulasi dimana aliran impuls rasa nyeri aferen dapat dihambat atau diteruskan dalam subtansia gelatinosa di spinal cord atau nucleus sehingga impuls yang menimbulkan berbagai sensasi dapat ditransmisikan bersama, dimodifikasikan dan dihambat. Teori Gate Control menyatakan bahwa sel-sel perantara berfungsi sebagai pintu gerbang dan tiap sel transmisi dan biasanya akan menghambat aktivitas sel-sel perantara dipengaruhi oleh keseimbangan antara impuls aferen dan yang dibawa pada akson serabut A dan B yang tebal dan bermyelin dengan serabut yang tipis tidak bermyelin yang berkonduksi lambat. Serabut A dan B menstransmisikan impuls yang membawa sensasi umum dan bersifat sebagai penghambat, sedangkan serabut C menstransmisikan impuls yang berhubungan dengan rasa sakit dan menghilangkan efek hambatan dari sel-sel perantara. Di sini dianggap bahwa pintu gerbang juga dipengaruhi oleh serabut desenden pada system aktivitas retikuler dan bahwa ini merupakan mekanisme dimana masukan sensorik alternative dapat menurunkan atau menghilangkan persepsi rasa sakit (Howe, C.G. 1997).






Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar